kelompok 3
Eni Purwanti, ummul
maghfiroh,Vina Tafrikhasari, Eni wulandari, Nurul ummi akhina, Rahmaning putri
farida, Fian arya susila, Khabib zaman, Sulkhan sofyan, Imam masyuri, Rahmad
fitriyano, Hamdani, Fikri arif Husain, Azizah nuur rahmah, Nur hidayatin
khotimah, Achmad zakaria.
Dari aspek fungsi lagu lir-ilir=
a.
sebagai media dakwah
b.
mengajak memperdalam islam
c.
menyemangati umat islam dalam syiar
d.
sebagai alat pribumisasi
e.
meningkatkan ketaqwaan
Dari aspek nilai
a.
Nilai estetika
b.
Nasehat
c.
Moral
d.
Religi
e.
Filosofis
Aspek Karateristik
a.
Dari lirik lagu mengandung unsur islam,Jawa kuno
b.
Dari lagunya menyenangkan, memberi semangat
1. Lir-ilir, Lir-ilir
(Bangunlah, bangunlah)
Tandure wus sumilir (Tanaman
sudah bersemi)
Tak ijo royo-royo (Demikian
menghijau)
Tak sengguh temanten anyar
(Bagaikan pengantin baru)
Makna: Sebagai umat Islam kita
diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih
mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh dalam diri kita yang
dalam ini dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi dan demikian
menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman
kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga
besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.
2 Cah angon, cah
angon (Anak gembala, anak gembala)
Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah
(pohon) belimbing itu)
Lunyu-lunyu penekno (Biar licin
dan susah tetaplah kau panjat)
Kanggo mbasuh dodotiro (untuk
membasuh pakaianmu)
Makna: Disini disebut anak
gembala karena oleh Alloh, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan
yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang
demikian kuatnya?
Si anak gembala diminta memanjat
pohon belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing
disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita
harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita
tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.
Lalu apa gunanya? Gunanya adalah
untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.
3. Dodotiro, dodotiro
(Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir
(terkoyak-koyak dibagian samping)
Dondomono, Jlumatono (Jahitlah,
Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore (untuk
menghadap nanti sore)
Makna: Pakaian taqwa kita sebagai
manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta
untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika
dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT.
4. Mumpung padhang
rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)
Mumpung jembar kalangane (mumpung
banyak waktu luang)
Yo surako surak iyo!!!
(Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Makna: Kita diharapkan melakukan
hal-hal diatas (no 1-3) ketika kita masih sehat (dialambangkan dengan terangnya
bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan
maka jawablah dengan Iya!!!
Lir ilir, judul dari tembang di
atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung
makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat
kehidupan dalam bentuk syair yang indah. Carrol McLaughlin, seorang profesor
harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini,
beliau sering memainkannya. Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia
pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain
Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito
(Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues
(Puerto Rico) pernah menterjemahkan lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik
“Harp to Heart“.
Apakah makna mendalam dari
tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya
Lir-ilir, lir-ilir tembang
ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan
hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai
sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa
yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita
yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur
angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak
menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka
ada sesuatu yang dihidupkan.
tandure wus sumilir, Tak ijo
royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung makna kalau sudah
berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang
hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak
manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa
yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat
untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih
level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
Cah angon cah angon penekno
blimbing kuwi. Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden”
atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah
seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan”
makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi,
bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi
blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah
blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam.
Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa
untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para
Raja itu dalam melaksanakan Islam.
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh
dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah
ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa.
Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro dodotiro, kumitir bedah
ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita
singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang
indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.
dondomono jlumatono kanggo sebo
mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan
menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu.
Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari
pertanggungjawaban kelak.
Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar para penganut Islam
melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika
kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat
kita.
Yo surako surak hiyo. Sambutlah
seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda
kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu (Al-Anfal :25)
* Diambil dari berbagai sumber.
Mohon dikoreksi jika ada kesalahan, karena kelompok kami juga manusia yang tak pernah
lepas dari salah dan dosa.
MATUR SUWUN SANGET NGGEH............^__^
5 komentar:
lir-ilir,.karya seni dari kanjeng sunan kalijaga, sebagai salah satu media dalam menyampaikan dakwahnya.
lir-ilir dikemas dengan bahasa yang sederhana namun sarat dengan makna. sebagaimana telah temen-temen utarakan di atas, saya sangat setuju. sebagai orang jawa saya sedikit banyak telah mengetahui makna dari tembang lir-ilir, apa yang temen-temen sampaikan sangat sesuai dengan apa yang saya pahami. sehingga saya tidak perlu lagi menjelaskan maknanya. saya hanya ingin mengapresiasi saja bahwa seni memiliki kekuatan yang besar.
kanjeng sunan membuktikan, dengan bantuan seni dakwahnya lebih mudah diterima oleh masyarakat waktu itu. dengan seni (termasuk kebudayaan) pula, saya merasa hidup ini menjadi lebih indah dan bermakna.
seni sebagai salah satu hasil kebudayaan masyarakat, dan pendidikan merupakan proses pembudayaan (pewarisan budaya).
by: Wahyu W. (09410135)
agu lir-ilir ini merupakan gambaran perjalanan seorang muslim yang ideal, sehingga dengan lagu ini orang jawa yang mendengar seharusnya dapat dijadikan sebagai motivasi dalam menghayati kehidupan yang bernafaskan islami.
dwi Puji lestari PAI_C- 09410066
tdaklah pantas kalau lagu ini hanya dijadikan sebagai lagu pelibur lara dengan semangat lagu lir iler maka seharusnya kita senantiasa merajut benang kimananan kita agar tidak menyesal ketika sudah saatnya kita menghadap pada sang kuasa.
by NURUL UMMMI AKHINAH ( 09410289 )
sebagai orang jawa yang dah kenal dengan lagu lir-ilir tapi baru kali ini saya mengetahui makna dan isi kandungan di dalamnya.. begitu luar biasa, semangat untuk slalu melakukan suatu kebaikan guna menyempurnakan iman dan taqwa, yang hendaknya dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita.. Good Luck teman mari sempurnakan iman dan taqwa kita..
Posting Komentar