TELAAH BUKU
Posted by
TELAAH
BUKU
Nama: Turyati
NIM : 07410239/PAI-C
I. PENDAHULUAN
Identitas
Buku
Judul
Buku : Seni Di Dalam Peradaban Islam
Penghimpun :
M.Abdul Jabbar Beg,M.A.,Oh.D.(Cambridge)
Tahun Terbit :
1408H-1988M
Penerbit : Penerbit Pustaka, Bandung
Telaah
buku ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Seni dan Budaya
PAI. Adapun yang dibahas dalam buku ini adalah sebagai berikut:
1.
Pendahuluan: Kedudukan Seni dalam
Kebudayaan Islam (Muhammad Abdul Jabbar Beg,Ph.D.)
2.
Keindahan menurut Al-Ghazali (Richard
Ettinghausen)
3.
Musik religious Islam (Henry George
Falmer)
4.
Muslim dan tafsir (Ahmad Muhammad Isa)
5.
Keahlian seni lukis di masa awal Islam
(k.A.C.Creswell)
6.
Seni rupa muslim (Dr.Isytiaq Husain
Quresyi)
7.
Islam dan arsitektur (Isma’il Raji
A.al-faruqi)
8.
Corak islam dalam arsitektur Spanyol dan
Amerika latin (T.B.Irving)
II.PEMBAHASAN
a.
Overview
Di dalam buku
Seni di Dalam Peradaban Islam dibahas lebih mendalam tentang seni dan
batasan-batasan yang terdapat dalam seni sesuai dengan pandangan Islam. Agama Islam
tidaklah menggariskan bentuk-bentuk seni tertentu, tetapi sekedar memberi pagar
lapangan ekspresi. Misalnya, Islam tidak mengizinkan jenis puisi tertentu yang
sifanya tidak Islamis. Akibatnya banyak syair Arab masa pra-Islam mendapat
kritikan. Puisi sebagai bentuk kesenian tidaklah ditinggalkan oleh kaum muslim:
pada saat para penyair mengubah puisi-puisinya sesuai dengan cita rasa Islam
dan mengungkapkan cita-cita Islam lewat syair, para penyair itu kembali
memperoleh tempatnya semula dalam masyarakat Islam pada waktu itu. Suatu bentuk
kesenian menjadi ‘Islamis’ jika hasil seni itu mengungkapkan pandangan hidup
kaum muslim. Seni Islam juga dapat diberi batasan sebagai suatu seni yang
dihasilkan oleh seniman atau desainer muslim; atau dapat juga berupa seni yang
sesuai dengan apa yang dibayangkan oleh seorang muslim, sedangkan seniman yang
membuat objek seninya tidak mesti seorang muslim. Pandangan terakhir ini
sejalan dengan sejarah perkembangan seni Islam pada masa awal. Misalnya, konsep
masjid adala Islamis, tetapi penggunaan tenaga non muslim untuk mendirikan
bangunan masjid itu tidaklah mengubah ciri-ciri dasar bangunan itu.
Suatu cabang seni Islam, yang sejalan dengan arsitektur
ataupun bentuk-bentuk seni lainnya, adalah lukisan atau penggambaran
makhluk bernyawa (tashwir). Islam melarang lukisan dan patung manusia. Tetapi
sebenarnya tidak terdapat petunjuk, bahwa bentuk seni sepenuhnya diharamkan
dalam masyarakat Islam terdahulu. Al-Quran sendiri tidak mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan seni lukis, tetapi dalam sunnah Rasul atau hadits, ada
beberapa hadits yang lainnya menentang pembuatan gambar atau lukisan makhluk
hidup. Akan tetapi hadits-hadits ini merupakan hadits yang menjadi sumber
berbagai penafsiran.
Ahmad Muhammad ‘Isa, penulis arikel “Muslim dan Tashwir”
membuat pandangan yang bersifat kompromi terhadap masalah gambar hidup. Ia
mendekati masalah lukisan makhluk hidup dengan sikap yang lebih bebas terhadap
sunnah Nabi Muhammad. Misalnya ia mengatakan, bahwa menurut al-‘Aini sunnah
pertama khusus berlaku bagi “Nabi Muhammad dan malaikat wahyu (wahy)
yang membawa wahyu dari Allah”. Dan tidak berlaku bagi manusia lainnya. Oleh
karena itu, hadits ini tidak dapat dipakai untuk mengharamkan lukisan atau
gambar makhluk hidup oleh kaum muslim. Demikian pula hadits kedua, ditetapkan
pada kondisi yang khusus, dan menurut Thabari, kata al-mushawwirun (pelukis)
khusus ditunjukkan kepada manusia yang membuat citra makhluk hidup yang
disamping Allah.
Sikap anti
menentang yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad adalah sejalan dengan ajaran
tauhid dan hal itu berasal dari pertimbangan beliau untuk menjaga bangsa Arab
agar jangan kembali kepada syirik atau menyekutukan Allah.
Dari ringkasan tulisan Al-ghazali, nampaklah bahwa ia
memberi penghargaan terhadap kesenian seperti arsitektur, puisi, lukisan, dan
sebagainya. Menurut al-Ghazali, yang menarik dari objek seni adalah nilai
keindahan-dalam. Ia juga mengaitkan keindahan dengan Tuhan dan mendasarkan
pendapatnya atas hadits Nabi, “Tuhan itu indah dan Ia mencintai
keindahan.”
Cabang seni
yang lain adalah musik
(dan menyanyi,
ghina) yang diberi batasan sebagai “ keselarasan suara dan pernyataan
keindahannya kepada indera telinga. Sikap Islam terhadap musik belum didefinisikan secara
serius. Kaum muslim yang konservatif kurang memahami dan menghargai musik.
Musik yang diterima Islam adalah musik keagamaan yang diakui”. Musik keagamaan Islam menurut Farmer, termasuk irama lagu
adzan, melagukan Qur’an, dan musik-musik kaum darwis dan persaudaraan kaum sufi,
dan sebagainya. Arsitektur dan kaligrafi adalah cabang seni yang menduduki
cabang seni yang tinggi dalam kebudayaan Islam. Arsitektur Islam adalah cabang
seni rupa yang berkembang semenjak abad pertama Hijriyah di Arab, Syria dan
Irak, dan pengaruhnya meluas ke luar, daerah lain.
b.
Analisis kajian
1. Kekurangan
o
penulisan
dalam satu paragraph terlalu panjang hingga satu halaman sehingga terlihat
membosankan bagi pembaca (hlm. 93-94)
o
Terlalu
banyak penulis dalam satu buku, sehingga terkesan kurang focus (Quresyi,
IRVING, Thomas Ballantine, Al-Faruqi, isma’il Raji A., FARMER, Henry George,
ETINGHAUSEN, Richard, CRESWELL,K.A.C,BEG,Muhammad Abdul Jabbar,AHMAD, Muhammad
Isa)
2. Kelebihan
o
Membahas
semua jenis karya seni dalam peradaban Islam
o
Diberikan
contoh dalam setiap bentuk karya seni peradaban Islam
3. Manfaat
o
Menambah
referensi kita dalam mempelajari karya seni Islam
o
Member
petunjuk pada pembaca bentuk-bentuk peradaban Islam dan perkembangannya
III.PENUTUP
Dari
buku Seni di dalam Peradaban Islam yang dihimpun
oleh Abdul jabbar Beg, kita bias mengambil banyak sekali pelajaran tentang
peradaban Islam. Selain itu kita bias mengetahui bahwa Islam kaya akan kesenian
mulai dari seni rupa, arsitektur, dan juga musik. Sebagai seorang muslim kita
tidak dilarang untuk berkarya yang terpenting adalah karya seni tersebut tidak
melanggar batas-batas aturan yang ada dalam Islam.
2 komentar:
adanya doktrin terhadap pengharaman sebuah kiarya seni merupakan pemaknaan dan penafsiran hadits nabi yang terlebih dahulu tidak melihat kontektstual dan sebab turunnnya hadits sehhingga dengan buku ini diharapkan masyarakat yang masih ekslusif diharapkan tahu tentang hal itu dan tidak serta merta mengahncurkan patung-patung yang bukan dijadikan untuk penyembahan sepeti dahulu orang kafir yang menyembah patung.
NURUL UMMI AKHINH ( 09410289)
dari sini kita dapat melihat bahwa islam sangat menghargai seni,.meskipun memberikan batasan-batasan agar tetap sesuai dengan nilai-nilai islam..
#Vina tafrikhasari 09410179
Posting Komentar