Tugas Resensi Buku
Posted by
Review
Buku Kritik Seni; Wacana, Apresiasi dan Kreasi
Judul
Buku : Kritik
Seni (Wacana, Apresiasi dan Kreasi)
Penulis : Dr.
Nooryan Bahari, M.Sn
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tahun Terbit : Cetakan I, Februari 2008
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal Buku : viii+198
Pada bab I, buku ini berisi tentang
pendahuluan yang mana membahas tentang pengertian kritik seni. Kritik seni
dalam bahasa Indonesia sering juga disebut dengan ulasan seni, kupas seni,
bahasa seni, atau bincang seni. Kritik yaitu orang yang berpendapat dengan
alasan tertentu terhadap berbagai hal, terutama mengenai nilai, kebenaran,
kebajikan, kecantikan, atau tekniknya. Pada umumnya kritik seni terkait dengan
masalah seni, dan bertujuan mendeskripsikan, menganalisis, menginterpretasi,
dan menilai karya seni.
Pada
bab ini juga membahas tujuan dan fungsi kritik seni, adapun tujuan dari kritik
seni adalah memahami karya seni, dan ingin menemukan suatu cara untuk
mengetahui apa yang melatarbelakangi suatu karya seni dihasilkan, serta
memahami apa yang ingin disampaikan oleh pembuatnya. Kritik seni berfungsi
sebagai jembatan antara karya seni dan penikmatnya, supaya orang yang melihat
karya seni memperoleh informasi dan pemahaman yang berkaitan dengan mutu suatu
karya seni, dan menumbuhkan apresiasi serta tanggapan terhadap karya seni.
Dalam melaksanakan kritik seni secara verbal maupun tulisan, biasanya terdapat
unsuunsur deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan penilaian. Aspek yang
dikritik dalam karya seni antara lain gaya perseorangan, tema, kreativitas, dan
teknik mewujudkan karyanya.
Pada
bab II, membahas tentang kebudayaan dan kesenian. Pengertian kebudayaan sangat
berfariasi, namun pada buku ini disimpulkan bahwa kebudayaan adalah sebagai
keseluruhan pengetahuan, kepercayaan dan nilai yang dimiliki oleh manusia
sebagai mahluk sosial. Kebudayaan berisikan perangkat model pengetahuan atau
sistem makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang
ditransmisikan secara historis. Kesenian menjadi bagian integral yang tak
terpisahkan dengan kebudayaan. Keseniaan merupakan unsur pengikat yang
mempersatukan pedoman-pedoman bertindak yang berbeda menjadi suatu desain yang
utuh, menyeluruh, dan operasional, serta dapat diterima sebagai sesuatu yang
bernilai. Wujud dari kesenian antara lain, seni rupa, seni musik, seni tari,
seni drama (theater), dan seni sastra.
Pada
bab III, buku ini membahas tentang seni dan seni rupa. Seni adalah suatu
ketrampilan yang diperoleh dari pengalaman, belajar atau pengamatan-pengamatan.
Seni berarti juga pengetahuan budaya, pelajaran, ilmu pengetahuan serta suatu
pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan atau keterampilan. Karya seni rupa madia
yang digunakan adalah rupa, yaitu berupa visual atau fisik antara lain garis,
bidang, bentuk, ruang, warna, dan sebagainya. Dari sudut pandang kegunaannya,
karya seni terbagi menjadi beberapa kategori yaitu seni murni (fine art) adalah
seni yang diciptakan khusus untuk mengkomunikasikan nilai estetis dari seni itu
sendiri. Selain itu juga ada seni terapan (applied art) adalah karya seni yang
berupa paduan antara seni dan ketrampilan yang berupa desain. Kemudian kategori
selanjutnya adalah seni kria(kraft) yang merupakan karya seni asli Indonesia
yang mempunyai cri khas unik dan eksotis.
Pada
bab IV, buku ini menjelaskan mengenai elementer seni rupa. Di dalamnya
dijelaskan bahwa dasar kesenirupaan yang diperlukan dalam kritik seni adalah
pengetahuan mengenai medium seni dalam pengertian luas yang meliputi isi dan
tema karya seni. Melalui pengenalan sejarah, seorang kritikus akan mengetahui
berbagai macam cara mengungkapkan batin dengan media kesenirupaan. Kajian
mengenai bentuk estetis dalam karya seni, terbagi dalam enam asas, yaitu asas
kesatuan, asas tema, asas variasi menurut tema, asas keseimbangan, asas
perkembangan, dan asas tata jenjang. Unsur yang terpenting dalam seni rupa
adalah garis, warna, tekstur, ruang dan volume. Berdasarkan faktor tersebut
orang akan memperoleh efek psikologis yang lebih kompleks. Selanjutnya memahami
teori simbol yang merupakan salah satu pendekatan dalam memahami unsur rupa.
Unsur-unsur tersebut bukan merupakan unsur yang lepas atau berdiri sendiri,
melainkan bagian dari kesatuan yang utuh dalam sebuah karya seni.
Pada
bab V, buku ini membahasa mengenai corak dan gaya seni. Corak dan gaya seni
sangat diperukan dalam kritik seni seperti pengetahuan mengani aliran-aliran
seni. Diantara corak dan gaya seni tersebut antara lain; Gaya Barok yaitu gaya dalam seni yang muncul akibat reformasi agama
katolik di italia pada abad 17. Gaya ini menghadirkan fusi baru seni
arsitektur, lukisan, dan patung. Gaya
Rococo ditandai oleh ketinganan,
kerapian, rahmat dari suatu penggunaan yang berlebihan dari membengkok, format
yang alami dalam barang-barang perhiasan. Naturalisme
dilukiskan segala sesuatu sesuai dengan keadaan alam. Realisme cenderung melukiskan kenyataan pahit dari kehidupan
manusia. Romantisme menitikberatkan
pada curahan parasaan, reaksi emosional terhadap fenomena alam dan penolakan
terhadap realisme. Impresionisme adalah
karya seni lukis yang ingin mengungkap kesan. Futurisme cenderung menghubungkan seni dengan kecepatan mesin dan
waktu yang memposisikan pengamat di tengah-tengah gambar. Aliran dadaisme, merupakan isyarat yang
nihilistik dari aliran berikutnya, surealisme. Sifatnya cenderung anti seni,
anti perasaan dan cenderung merefleksikan kekerasan dan kekasaran. Aliran abstrak, seniman berusaha menggali
sesuatu dalam batin seniman, cenderung kepada fantasi, imaji kreatif, atau
intuisi.
Pada
bab VI, dibahas tentang apresiasi dan evaluasi. Apresiasi merupakan sebuah
proses untuk menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni. Dalam
memahami karya seni sebaiknya mengenal struktur bentuk karya seni,
pengorganisasian elemen seni rupa atau dasar-dasar penyusunan dari karya yang
sedang dihayati. Tingkat pemahaman seseorang tergantung dari tingkat
intelektual dan latar belakang budayanya. Seorang penghayat harus bersikap
obyektif, benar-benar memfokuskan perasaannya, sehingga tidak terikat peda egonya
atau unsur pribadi.
Selanjutnya
pada bab VII, yaitu bab terakhir yang membahas tentang kriteria dan tipe
kritik. Pada bab ini dijelaskan bahwa dalam menilai karya seorang seniman,
terlebih dahulu harus dapat menentukan kaitan antara seniman dan standar
jamannya. Karya harus dikaji dan ditelaah dalam konteks zamannya. Pada saat
menghadapi karya seni yang akan dinilai, diusahakan melepas segala ajaran
penilaian dan estetika yang pernah kita terima atau pernah kita pelajari,
menyisihkan segala prasangka dan pikiran sebersih mungkin. Aristoteles
merupakan contoh seorang kritikus yang dalam beberapa hal meletakkan dasar bagi
kritik kelasik. Baginya harus ada timbangan yang dapat mengukur sampai di mana
suatu karya seni itu dapat dikatakan berhasil atau tidak.
3 komentar:
saya katakan ringkasannya luar biasa, penulis mampu meringkas sedemikan rupa....
Dina Munawaroh
09410109
penulis meringkas seringkasnya dari buku kritik seni dan saya katakan penulis sangat lihai dalam meringkas, mengenai review saya kurang menemukan hal-hal yg mestinya harus di lakukan. bagaimana buku tersebut, intinya apa, kelebihan, kekurangan, kritik terhadap buku kemudian tawaran
dalam buku tersebut dijelaskan tentang bagaimana seorang untuk dapat mengkritik seni, dalam mengkritik seni itu dibutuhkan keahlian dan syarat-syarat tertentu, misalnya dalam mengkritik itu harus bersifat objektif sehingga tidak memnadang karya siapa, tapi lebih kepada fakta atau apa adanya. selain tentang menkritik dalam buku ini juga membahas tentang berbagai macam dan jenis karya seni baik seni rupa dan seni yang lainnya. seharusnya buku ini lebih menekankan kepada proses pengkritikan dan pemberian solusi atas masalah-masalah yang ada dalam dunia seni. untuk lebih jelasnya mengenai buku ini sebaiknya dibaca bukunya saja. trimakasih
Posting Komentar