tela'ah buku

Posted by PAI C UIN SUKA BUDAYA SENI



NAMA           : FITRI UTAMI
NIM                : 08410105/ PAI C

A.   Identitas Buku :
Judul buku           : Paradigma Kebudayaan Islam Studi Kritis dan Refleksi Historis
Penulis                  : Dr. Faisal Ismail, MA
Penerbit                : Titian Ilahi Press, Yogyakarta.
Tebal Buku           : 202 Halaman
Lebar Buku          : 15 cm
Panjang Buku       : 21,5 cm
Cetakan I             : November 1996

B.   Isi Buku :
BAGIAN I
ISLAM DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Secara umum pada bagian pertama ini menyoroti sosok dan situasi pendidikan dan kebudayaan Islam di Indonesia. Bagian ini menyajikan dan memaparkan suatu analisis terhadap timbulnya krisis-krisis di bidang kebudayaan yang dihadapi umat Islam. Penyair dan dramawan WS Rendra mengemukakan suatu jenis kalangan umat Islam Indonesia adalah bahwa “mereka kurang bersahabat” dengan ilmu pengetahuan. Akibat logis dari keadaan semacam ini tak pelak lagi akan bermuara pada kenyataan, bahwa prosentase intelektual Muslim di Indonesia tak sebanding dengan jumlah umat Islam. Situasi demikian memerlukan pemecahan. Salah satu cara penting yang dilakukan adalah melakukan kajian ulang sistem pendidikan (tatanan dan proses belajar mengajar) secara menyuluruh dan komprehensif, sejak dari pendidikan dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Bagian ini diakhiri dengan sebuah studi kritis terhadap tesis-tesis kebudayaan yang diajukan Sidi Gazalba. dimana penulis tidak sependapat dengan pemikiran kebudayan yang dikemukan Gazalba. Yaitu bahwa Gazalba membedakan antara din dan agama.



BAGIAN II
KEBERIMANAN DAN KEBERSENIAN
Pada bagian ini membahas perihal subordinasi agama terhadap kesenian atau sebaliknya, serta akibat yang akan terjadi jika hal itu dilakukan. Kemudian juga mengenai kemiskinan dan gejala-gejala macetnya kesenian Islam, dan beberapa rekomendasi untuk memperkembangkan kesenian Islam. Didalam pembahasan ini dilengkapi dengan sebuah “diskusi” tentang bagaimana seharusnya seniman Muslim memandang, menghayati, mendekati dan “menafsirkan” Tuhan. Dapatkah Tuhan, Malaikat atau Nabi diimajinasikan atau dipersonifikasikan menurut daya khayal penggambaran sang seniman? Dapatkah seniman Muslim memiliki cara dan menafsirkan sendiri mengenai Tuhan dengan cara semau gue?. Karena senjata paling ampuh yang sangat dibangga-banggakan seniman adalah apa yang disebut “imajinasi”. Kebebasan berimajinasi dalam proses penciptaan. Seniman menuntut kebebasan berimajinasi dalam mencipta. Itulah suara lantang yang selalu dikumandangkan dimana-mana sebagai suatu manifestasi seni yang menandai setiap karyanya. Pada bagian inilah penulis sebenarnya sedang merefleksikan kembali “pengalaman” bergaul dengan seorang seniman.

BAGIAN III
ISLAM, MORALITAS DAN MODERNITAS
Bagian ini mendiskusikan tentang Islam dalam kaitannya dengan moralitas dan modernitas. Bagaimana posisi Islam dalam berhadapan dengan pergeseran nilai-nilai moral yang terjadi didunia Barat, yang pengaruhnya dirasakan disekitar kita. Penulis berpendapat bahwa bahwa doktrin Islam tentang moral tidak memerlukan redefinisi dalam menghadapi arus “moralitas baru” yang terjadi di Barat dewasa ini. Topik lain yang dikaji dalam bagian ini adalah bagaimana pendirian kaum Muslimin dan wawasan Islam berhadapan dengan isu-isu sentral yang bertalian dengan modernisasi. Dijelaskan pula pada bagian ini bahwa modernisasi adalah suatu usaha sadar untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi dunia, dengan mempergunakan kemajuan ilmiah, material dan mental untuk kebahagiaan hidup dan kehidupan sebagai perseorangan, bangsa atau umat manusia.

BAGIAN IV
ISLAM DAN KEBUDAYAAN GLOBAL
Bagian terakhir diawali dengan sketsa sejarah kebangkitan umat Islam (abad 8 hingga 13 Masehi). Tujuannya tidak lain untuk lebih membuka wawasan bersama, bahwa pada zaman keemasan dan kemegahannya, umat Islam pernah berperan sebagai bangsa kreator, inventor dan inovator besar yang ulung, yang jasa-jasa dan kontribusinya telah dipakai sebagai “dasar-dasar kemajuan” yang terjadi di Barat. Setelah mengalami masa-masa keemasan dan kejayaannya selama ± lima abad, umat Islam-Arab dan kebudayaannya runtuh; estafet kepeloporan di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan beralih ke tangan Barat. Dibawah judul “Islam dan Situasi Global Dewasa Ini” dan “Masa Depan Kebudayaan Islam”, penulis mencoba melakukan analisis dan refleksi historis, bahwa Islam dan umatnya cukup memiliki peluang untuk melakukan gerakan revivalisme dan  reformisme; mencipta-segarkan karya-karya kebudayaan sebagai basis spiritual dan kultural untuk menopang proses akselerasi terjadinya kebangkitan kembali Islam dan umatnya.

C.   Kelebihan Buku :
Buku ini merupakan kumpulan-kumpulan karangan dan makalah lepas. Antara bagian satu dengan bagian yang lain barangkali tidak bisa menjadi sesuatu yang bulat dan utuh secara sempurna. Namun meskipun demikian penulis mampu menyatukan dari masing-masing bagian sehingga mengandung unsur benang merah, yang secara keseluruhan membicarakan persoalan moralitas, agama dan kebudayaan. Selain itu penulis juga menganalisis serta mengkritisi masing-masing bagian dari judul, sehingga pembahasan mengenai paradigma kebudayaan Islam menjadi lebih jelas. Buku ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta pemahaman kita mengenai persoalan moralitas, agama dan kebudayaan.

D.   Kekurangan Buku :
Karena buku ini merupakan kumpulan-kumpulan karangan dan makalah lepas, mungkin ada beberapa persepsi atau kritikan penulis yang kurang pas mengenai pemikiran-pemikiran para tokoh dalam dalam buku tersebut. Kemudian penjabaran masih masih kurang luas, dalam artian ada beberapa bagian-bagian dari judul buku ini penjelasannya masih singkat atau kurang lengkap.

3 komentar:

  1. PAI C UIN SUKA BUDAYA SENI

    TURYATI (07410239)
    secara keseluruhan resum tersebut cukup bagus. Sudah menjelaskan esensi buku dari masing-masing bab. namun, masih ada sedikit kekurangan dalam penulisan kekurangan buku. belum ditulis lebih ditail lagi halaman berapa yang terdapat kekurangan.

  1. tri santoso

    sudah bagus,
    cuma masih perlu dicantumkan latar belakang kajian buku dan urgensi buku yang dibahas

  1. PAI C UIN SUKA BUDAYA SENI

    ika agung s
    09410103

    resume sudah bagus karena sudah dipeta-petakan dalam membahas buku tersebut sehingga pembaca mampu memahaminya namun setuju dengan tri santoso peresume kurang mencantumkan pendahuluan atau latar belakang buku tersebut.

Posting Komentar