Rahmaning Putri
Farda (09410194)
Dr. Faisal
Ismail, MA. Paradigma Kebududayaan Islam (Studi Kritis dan Refleksi Historis)
Titian Ilahi
Press, Yogyakarta 1997 202 halaman
PENDAHULUAN
Umat Islam saat ini sering
mengkotakkan diri menjadi yang paling benar. Sehingga umat Islam tidak dapat
menerima ilmu pengetahuan yang sebenarnya memberi pengaruh bagi kemajuan Islam.
Sehingga dewasa ini banyak terjadi krisis di dunia Islam. Salah satunya adalah
krisis kebudayaan Islam. Dalam buku ini
akan dibahas paradigma kebudayaan Islam dan masalah yang dialami umat Islam
dalam hal kebudayaan. Dengan hadirnya buku ini diharapkan akan lahir
solusi-solusi untuk mengatasi krisis kebudayaan Islam.
PEMBAHASAN
Bagian pertama
berisi suatu kajian tentang agama dan kebudayaan dan hubungan antara keduanya.
Kebudayaan adalah hasil karya yang diciptakan oleh budi manusia. Kebudayaan
adalah khas manusia, bukan ciptaan hewan atau tumbuhan yang tidak mempunyai akal
budi. Kebudayaan tidak akan ada tanpa masyarakat dan tidak ada stu kelompok
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan. Yang berbeda hanya tingkat dan
taraf kebudayaan yang dimiliki masing-maisng kelompok masyarakat. Agama sering
juga disebut dengan din, religie maupn religion. Masing-masing mempunyai asal-usul,
riwayat, dan sejarah sendiri-sendiri. Namun dalam arti teknis-terminologis
istilah-ustilah tersebut mempunyai makna yang sama. Hubungan antara agama dan
kebudyaan adalah sebgai berikut:
1.
Agama merupakan bagian dari
kebudayaan.
2.
Agama bukan wahyu merupakan
bagian dari kebudayaan.
3.
Agama samawi bukan merupakan
bagian kebudayaan
4.
Agama dan kebudayaan islam
merupakan bagian dari din Islam
Bagian ini
diakhiri dengan sebuah studi kritis terhadap tesis-tesis kebudayaan yang
diajukan oleh Sidi Gazalba.pemikiran Gazalba antara lain :
1.
membedakan dan memahami bahwa din lebih luas
dari agama.
2.
Din islam mempunyai dua bagian,
masing-masing agama (Islam) dan kebudayaan (Islam) yang kedudukannya setingkat.
Agama mengenai akhirat dan kebudayaan mengenai kehidupan sekarang.
3.
Sebagian dari din Islam adalah
kebudayaan Islam.
4.
Agama bukan bidang kebudayaan
bagi islam. Agama dan kebududayaan membentu dien
5.
Kebudayaan Islam merupakan
kelanjutan dari agama.
Kritik terhadap
pemikiran Gazalba dalam buku ini adalah sebagai berikut :
1.
Agama dan din, walaupun
masing-masing mempunyai arti etimologis yang berbeda, namun dalam arti
terminologis mempunyai makna yang sama.
2.
Tidak ada unsur kebudayaan
dalam din. Tidak ada unsure-unsur kebudayaan yang ikut membentuk din kecuali
hanya wahyu itu sendiri.
3.
Agama tidak setingkat dengan
kebudayaan, karena agama berasal dari Allah, sedangkan kebudayaan merupakan
hasil karya manusia.
4.
Nikah, talak, rujuk bukan
merupakan unsure kebudayaan tapi merupakan ajaran Islam.
5.
Agama Islam telah sempuran
tidak ada kelanjutannya lagi.
Bagian kedua, menyoroti secara umum sosok dan situasi pendidikan dan
kebudayaan Islam di Indonesia. Bagian ini menyajikan dan memaparkan suatu
analisis terhadap timbulnya krisis-krisis di bidang pendidikan dan kebudayaan
yang dihadapi ummat Islam. Penyair dan dramawan WS. Rendra mengemukakan suatu
tesis bahwa salah satu krisis yang cukup memprihatinkan yang terjadi di
kalangan umat Islam Indonesia adalah bahwa “mereka kurang bersahabat” dengan
ilmu pengetahuan. Akibat logis dari keadaan semacam ini tak pelak lagi akan bermuara
pada kenyataan, bahwa prosentase Intelektual Muslim di Indonesia tak sebanding
dengan jumlah umat Islam.. Salah satu cara yang penting dilakukan adalah
melakukan kajian ulang terhadap strategi kebudayaan dan system pendidikan
secara menyeluruh dan komprehensif sejak pendidikan dasar hingga perguruan
tinggi.
Bagian ketiga
membahas tentang subordinasi agama terhadap kesenian atau sebaliknya dan akibat
yang akan terjadi jika hal itu dilakukan. Akibat dari subordinasi tersebut
adalah :
1.
Terikatnya bentuk dan isi
kesenian kepada agama yang berpretensi abadi.
2.
Timbul ketegangan antra
nilai-nilai agama dengan nilai-nilai kesenian.
3.
Penggunaan kesenian untuk
tujuan praktek agama akan membatasi ruang gerak kesenian.
4.
Kebebasan mencipta akan
terganggu oleh norma
5.
Pernyataan-pernyataan dalam
kesenian sering mengacaukan ajaran-ajaran agama.
Dalam bagian ini dilengkapi dengan bagaimana seorang seniman muslim
memandang, menghayati, mendekati dan “menafsirkan” Tuhan. Sebagai seniman,
tidak perlu untuk mencampakkan agama. Karena dalam setiap agama mengandung
dorongan untuk mengembangkan kesenian dan keindahan yang berkualitas tinggi.
Secara teknis-kreatif seniman itu bebas. Namun sebagai manusia yang hidup dalam
masyarakat ia terikat dengan norma, hukum, dan peraturan yang diperlakukan
atasnya. Seniman juga harus menghargai keyakinan dn kepercayaan orang lain,
sebab ia hidup diantara masyarakat dengan latar belakang kehidupan yang
berbeda. Dalam Islam, Allah, malaikat dan Rosulullah dilarang diimajinasikan
sebab selain merupakan penyimpangan dari aqidah juga dikhawatirkan orang akan
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aqidah seperti pengkultuskan dan
pemujaan terhadap patung. Cara mendekati Tuhan dalam islam diwujudkan dalam
bentuk ritual, kultus dan pemujaan dalam bentuk sholat, doa dan ibadah lainnya.
Bagian keempat
membahas tentang Islam dan kaitannya dengan moralitas dan modernitas. Agama
berfungsi untuk mengatur dan membimbing kehidupan manusia. Agama mrupakan
sumber utama nilai-nilai moral. Ia berguan untuk menata kesatupaduan hidup.
Jika umat Islam menerima system moral Islam dan mempergunakannya dalam segala
aspek kehidupan manusia, maka manusia tidak akan selalu diributkan dengan
persoalan pebunuhan, perampokn, kenakalan remaja, korupsi, dan perbuatan-perbuatan
absurd lainnya. Karena Islam tidak menghendaki segala kemungkaran dan terus
menegakkan ma’rufat menuju citra
ketinggian, kelestarian dan keluhuran moral, dalam rangka pengabdian dan
kebaktian memperoleh keridhoan Tuhan. Doktrin Islam tentang moral tidak
memerlukan redefinisi dalam menghadapi arus “mmoralitas baru” yang terjadi di
barat dewasa ini. Dalam masalah modernisasi dan wsternisasi, Islam mempunyai
pendirian sebagai berikut :
1.
Islam menolak westernisasi
karena banyak cara hidup barat yang bertentangan dngan syariat Islam.
2.
Islam tidak menerima anggapan
bahwa paradigm dan ukuran modern adalah tata cara hidup Barat. Orang Islam
dapat menjadi modern dengan tata cara hidup Islam.
3.
Islam dapat menerima penggunaan
unsure-unsur kebudayaan Barat yang baik dan bermanfaat bagi Islam.
4.
Islam tidak saja menerima
modernisasi, bahkan Islam menyruh dan mendorong manusia untuk melakukan
ausah-usaha modernisasi
Bagian kelima
diawali dengan sketsa sejarah kebangkitan kebudayaan Islam dari abad 8 hingga
abad 13. Setelah mengalami masa-masa keemasan dan kejayaan kejayaan selama
kurang lebih lima abad, umat Islam-Arab dan kebudayaan runtuh. Estafeta
kepeloporan di bidang ilmu pengetahuan dan kebuddayaan beralih ke tangan bawah.
Dalam judul “Islam dan Situasi Budaya Global Dewasa Ini” dan “Masa Depan
Kebudayaan Islam” ddijelaskan bahwa Islam dan umatnya cukup memiliki peluang
untuk melakukan gerakan revialisme
dan reformisme, mwncipta segarkan
karya-karya kebudayaan sebagai basis spiritual dan kltural untuk meopang proses
akselerasi terjadinya kebangkitan kembali Islam dan umatnya.
Kelebihan dari
buku ini adalah
1.
Buku ini cukup kritis dalam
mengkaji peradaban Islam saat ini.
2.
Penulis buku ini juga seorang
pakar kebudayaan Islam, sehingga bia sangat objektif dalam menilai kebudayaan
Islam.
Kekurangan dari
buku ini adalah
1.
Kurang dapat member solusi
untuk dapt memecahkan masalah actual dalam kebudayaan Islam
2.
Lebih bersifat teoritik
3.
Dari satu makalah ke makalah
lainnya kurang menyatu.
PENUTUP
Telaah buku ini semoga dapat memunculkan solusi
bagi kebudayaan Islam saat ini serta memberi manfaat bagi kemajuan dunia Islam.
Dengan hadirnya buku ini diharapkan umat Islam lebih dapat menghargai
kebudayaan Islam sendiri. Maka umat Islam dapat bersatu padu dalam
2 komentar:
saya sangat sejutu sekali dengan pernyataamn saudara rahma dengan budaya dan seni menurut pendapat saya andai saja umat islam seluruhnya dapat menghargai kebudyaan islam itu sendiri maka akan menjadi umat islam yang rukun,tidak akan ditemukanya perpecahan karena adanaya pandangan yang egoistis terhadap doktrin agama islam.
NURUL UMMI AKHINAH ( 09410289)
sebenarnya buku nya menarik kalau satu pembahasan di bahs secara tuntas, misalnya yang agama bagian dari kebudayaan itu dibahas secara tuntas akan lebih menarik lagi. mungkin karena tulisan ini adalah kumpulan dari makalah2 jadi pembahasannya tidak terlalu mendalam.
over all like this, enak dibaca, aku juga bahas ini kok ^^
Posting Komentar