Tugas Review Buku
Posted by
Nama :
Tri Wahyuningtyas
NIM :
09410126
Tugas ReView Buku
Judul : Paradigma Kebudayaan Islam;
Studi Kritis dan Refleksi Historis
Penulis : Dr. Faisal Ismail, M.A.
Penerbit : Titian Ilahi Press
Tahun : 1996
Tebal :
289 halaman
Pendahuluan
Keadaan
umat Islam di Indonesia nampaknya kurang menaruh respek terhadap
masalah-masalah kebudayaan. Antusiasme umat Islam terhadap persoalan kultural
hampir dapat dikatakan “Nol Besar”. Mereka seakan-akan tidak tahu menahu, acuk
tak acuh, apatis dan masa bodoh dengan situasi dan zamannya. Aspek lain yang
menyebabkan krisis kebudayaan Islam di Indonesia adalah adanya anggapan yang
keliru di sebagian kalangan umat Islam yang mengasosiasikan Islam hanya sebagai
ibadat saja dalam pengertiannya yang sempit dan dangkal. Pandangan semacam itu
tentu saja tidak benar. Bahwa pada hakikatnya, bidang garapan Islam tidak saja
masalah-masalah peribadatan saja, tetapi masalah-masalah keduniaan (kebudayaan)
juga menjadi bidangnya.Islam tidak membenarkan kehidupan yang berat sebelah.
Islam mengajarkan kehidupan harmonis, seimbang, serasi antara kegiatan hidup
duniawi dan aktivitas hidup keakhiratan harus berjalan secara seimbang.
Untuk
itu, diperlukan strategi kebudayaan yang mampu untuk menggerakkan daya kreatif
dan daya potensial umat dalam memberi warna dan arti bagi kebangkitan kembali
Islam dan umatnya. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah pembaharuan
pendidikan Islam, karena pendidikan merupakan sub-sistem dalam keseluruhan
satuan budaya. Strategi kebudayaan dan pembaharuan pendidikan Islam merupakan
suatu keharusan sejarah.
Seperti
yang dikatakan sang tokoh seniman dan sastrawan ternama yakni W.S Rendra, pada
saat orasi mengkritiki seni saat ini Penyair
dan budayawan terkenal W.S. Rendra, pada tahun 1971 memberikan orasi kebudayaan
di masjid IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ada 3 poin penting yang dikemukakan
Rendra dalam orasinya, yaitu :
a. Umat
Islam tidak hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat.
b. Umat
Islam seakan-akan bukan sahabat kemanusiaan lagi.
c. Umat
Islam cenderung menjadi masyarakat tertutup.
Tiga poin itulah yang penting untuk dicatat
agar menjadi bahan renungan dan introspeksi, menjadi bahan pemikiran yang
serius, bagaimana umat Islam dapat meletakkan dirinya pada proporsi dan posisi
sebenarnya, sehingga umat Islam bisa hadir secara fungsional dalam tata
kehidupan masyarakat. Dan berusaha menjadi sahabat kemanusiaan lagi, yang bisa
memberi rahmat bagi dunia secara universal.
Pembahasan
Buku ini mengemukakan tentang
Islam,pendidikan dan Kebudayaan . pandangan para ahli tentang kebudayaan
Islam di Indonesia, Rendra menyatakan tentang beberapa kritikan
kepada umat Islam. Di Indonesia menurut penulis lebih menonjolkan fanatisme
mahzab sehingga menjadi pemecah antara umat Islam sendiri. Umat Islam di
Indonesia kurang mengapresiasi kebudayaan Islam. Umat Islam di Indonesia
memandang keliru tentang ibadah yaknii hanya memandang pada ibadah mahdhoh saja
bukan dipandang secara universal, menyendirikan tentang imaji dan kebudayaan.
Untuk mengurangi kesenjangan- kesenjangan yang terjadi tersebut harus adanya
strategi kebudayaan dan pembaruan pendidikan Islam, dengan berdirinya pondok-
pondiok pesantren yang di landaskan untuk menghadapi tantangan global. Dan
bagaimana seharusbya Indonesia bersikap terhadap kebudayaan barat serta
kebudayaan Jepang. Peniruan nya tentu dengan banyak pertimbangan yang harus diperhatikan.
Selain mendapat kritikan dari sastrawan, W.S
Rendra, sang tokoh pemikir seni budaya Siti Gazalba mendapat kritikan yang
merupakan perbedaan pandangan mengenai seni dan sastra islam di Negara ini. Tak
kalah, sang penulis buku, Faisal Ismail turut memberikan respon yang cukup
bernilai bahwa dalam hal ini Faisal Ismail menilai dan sebagian dari pengamat
masalah kebudayaan di Indonesia, khususnya di kalangan umat Islam, hampir dapat
dipastikan mereka mengenal Sidi Gazalba. Disini Faisal Ismail mengkritisi
pemikiran dari Gazalba yang mengatakan “Islam adalah agama dan kebudayaan”. Ide
ini sudah tersebar luas dan banya orang yang menerima namun menurut Faisal
Ismail, ide Gazalba mengandung kesalahn fatal dilihat dari segi ilmiah dan
sudut akidah diniyyah.
Adapun pemikiran fanatic
Sidi Gazalba yang paling dipandang oleh umat islam adalah salah satu ide pokok yang dianut secara
fanatik oleh Gazalba dan selalu mencuat kepermukaan dalam hamper setiap buku
karangannya adalah bahwa Islam adalah agama dan kebudayaan. Pola pemikiran dan
ide Gazalba tersebut sangat berbahaya dan menyesatkan karena jelas aqidah kita
mengatakan bahwa Islam seluruhnya adalah wahyu tidak ada bagian-bagian
kebudayaan Islam didalamnya, agama (wahyu) tidak setingkat dengan kebudayaan
Islam karena agama (wahyu) berasal dari Allah sedangkan kebudayaan Islam
merupakan hasil cipta dan karya orang Islam.
Sedangkan secara nyata, saat ini posisi Islam
berhadapan dengan pergeseran nilai-nilai moral yang terjadi di dunia barat,
yang pengaruhnya juga dirasakan disekitar kita. Menurut Faisal sebagai penulis,
bahwa doktrin Islam tentang moral tidak memerlukan redefinisi dalam menghadapi
arus moralitas baru yang terjadi di Barat dewasa ini. Topik lain yang juga di
kaji dalam bagian ini adalah bagaimana pendirian Muslimin dan wawasan Islam
berhadapan dengan isu-isu sentral yang bertalian dengan modernisasi.
Dalam masalah Islam dan Kebudayaan Global ini
cendrung di telaah persoalan sejarang hal inilah yang dilakukan oleh Faisal
Ismail, di dalam menganalisa dari persoalan paradigma atau cara pandang untuk
mengetahui sejauhmana perkembangan kebudayaan Islam di Indonesia. Dari hal
tersebut juga kita sebagai peresum juga lebih cepat menelaah dari apa yang
ingin kemudia di tuangkan oleh Faisal Ismal dalam buku yang di tulis yang
bertemakan Paradigma Kebudayaan Islam,Studi Kritis dan Refleksi Historis, yang
mana di bagian akhir ini Faisal Ismail mencoba menelaah dari sejarah
kebangkitan Barat, kemudian melihat dari potret Muslim, umat terbaik, kemudian
ia mencoba menumbuhkan kembali kesadaran kultural untuk mengankat kembali
kejayaan Islam.
Kritik
Peresume
setelah Saya membaca resensi
Anda, sudah nampak urgensi-urgensi dari adanya seni dan budaya yang
berimplikasi dengan pendidikan agama. mungkin beberapa tulisan mengenai resensi
buku ini menjadikan pemahaman pembaca menjadi meningkat, karena apa yang
dituang pada tulisan ini adalah inti dari buku tersebut. namun, saya masih
kurang memahami, karena ditulisan ini belum ada kelemahan dan kelebihan dari
buku ini, mungkin lain kali perlu ditambahkan, jadi tulisan ini tidak hanya isi
buku saja, melainkan ada esensi dari buku ini, sehingga kita mudah
mengimplikasikan dengan kehidupan kita sehari-hari.
3 komentar:
Dina Munawaroh
09410109
pqi-C
menurut saya dari membaca reviw ini saya kura mampu memahami tujuan yang tepat di harapkan baik inti sari yang di harapkan,sumbangsih keilmuan, kritik,bahkan pereviw kurang mampu memetakan siapa dirinya dan siapa yang di keritik.
mungkin anda bisa memetakan isi dari buku tersebut, kemudian untuk kesalahan penulisan dalam review ini diperhatikan. dan untuk pembahsan mgkin dapat diperjelas lagi..makcih..
ika agung s
09410103
saya setuju dengan umul maghfiroh, anda dalam mereview kurang jelas dan lebih baik ada penggolongan-penggolongan dalam pembahasan setiap materinya sehingga pembaca lebih mudah dalam memahaminya.
Posting Komentar