Seni di Dalam Peradaban Islam
Posted by
Nisa Nurjanah
PAI C/ 09410138
Judul Buku : Seni di
Dalam Peradaban
Pengarang : M. Abdul
Jabar Beg, M. A, Ph.D
Penerbit : Penerbit
Pustaka Bandung
Tahun : 1980
Tebal Buku : 153 halaman
Seni adalah sesuatu yang sulit dipisahkan dari kehidupan. Manusia
dalam hidupnya sangat menyukai keindahan dan seni adalah sesuatu yang dinilai
indah. Keindahan seni diakui oleh semua manusia termasuk para muslim. Islam
adalah agama yang turun di Arab Saudi khususnya kota Mekah. Kondisi saat islam
muncul adalah suatu kondisi dimana masyarakat arab masih menyembah berhala dan
melakukan tindakan yang kurang baik. Masyarakat arab suka menari, membuat syair
dan melukis. Semua nampak indah namun terkadang kurang memperhatikan nilai
kemanusian dan kesopanan. Misalnya dengan adanya tarian-tarian yang
membangkitkan birahi seseorang, syair yang bertujuan untuk mencela dan sebagainya.
Setelah islam muncul dan berkembang di sana Rasululloh sebagai pemimpin islam
membuat larangan agar umat muslim tetap memelihara ajaran islam yang baik.
Rasululloh melarang tarian yang dapat membangkitkan nafsu birahi dan
syair-syair yang membuat adanya perselisihan karena isinya yang saling mencela
antar masing-masing suku. Sejak saat itu seni dalam islam seperti dalam islam
seperti kurang mendapat apresiasi. Buku ini mencoba mengkaji bagaimana
sebenarnya perkembangan seni dalam islam dan apakah benar islam tidak
menghargai seni ?
Dalam buku ini bab pertama membahas tentang kedudukan seni dalam
kebudayaan islam. Pada awalnya peradaban islam muncul ketika adanya hubungan
timbal balik antara orang Arab dan penduduk asli timur tengah sehingga ada
percampuran budaya dibawah naungan islam. Seni dalam islam meliputi seni
lukis,seni tari, dan seni rupa serta seni dalam arsitektur. Untuk seni lukis
pada awalnya islam melarang adanya seni lukis dengan dasar hadist nabi bahwa
malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar. Lalu hadist
yang menyatakan bahwa manusia yang membuat gambar makhluk hidup akan mendapat
siksa yang pedih di akhirat. Namun beberapa ulama kemudian bahwa larangan
tentang seni lukis dikhususkan untuk gambar makhluk hidup. Bukti bahwa seni
lukis diperbolehkan adalah adanya lukisan dinding Khalifah Abdul Malik bin Marwan
pada masa dinasti Umayah. Seni musik dalam islam berkembang pesat pada masa
dinasti Abbasiyah. Nyanyian dalam islam disebut ghina, dan rasululloh
memperbolehkan anak-anak muslim bermain musik dan bernyanyi dalam kesempatan
perayaan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa musik yang diterima dalam islam
adalah musik yang bernilai keagamaan. Untuk seni tari Rasululloh
memperbolehkannya selama tidak membangkitkan nafsu birahi. Seni yang berkembang
selanjutnya adalah seni keramik. Wujud dari hasil karya seni keramik adalah
keramik dengan tulisan arab, motif tumbuhan,hewan dan manusia. Seni keramik
berkembang pesat pada islam zaman pertengahan. Selanjutnya adalah seni
arsitektur dan kaligrafi yang menduduki tempat yang tinggi dalam kebudayaan
islam. Seni arsitektur dapat dilihat dari masjid-masjid, makam, kubah,istana
dan menara masjid yang dibangun umat islam dari masa Rasululloh hingga saat
ini. Menurut Alfred Frazer arsitektur
islam adalah ekspresi agama dan pandangannya tentang dunia lebih dari sekedar
ungkapan orang-orang tertentu, sistem politik ataupun sistem ekonomi tertentu.
Kesenian islam bukan hasil dari suatu ras atau suatu negara tetapi merupakan
perkembangan dari berbagai ras manusia yang melakukan ajaran islam di banyak
negara pada berbagai masa sejarah. Seni islam adalah pernyataan dari peradaban
bukan pernyataan dari kebudayaan.
Selanjutnya dalam buku ini dibahas tentang keindahan menurut Imam
Al Ghazali. Beliau adalah salah seorang sufi islam yang terkenal. Al Ghazali
memang tidak terlalu aktif berperan dalam kajian seni namun ia sepenuhnya
menyadari pentingnya keindahan dan hal- hal yang indah dalam kehidupan manusia.
Beliau mengatakan bahwa cinta kepada Allah adalah tujuan akhir dari semua
tahapan hidup manusia, dan cinta adalah sesuatu yang indah. Menurutnya segala
sesuatu yang indah itu dicintai karena keindahan itu memberi kesenangan.
Keindahan tidak dapat dipisahkan dari gagasannya tentang ketuhanan dan
khususnya mengenai cinta kepada Tuhan. Selanjutnya dalam buku ini juga dibahas
tentang perkembangan seni musik dalam islam. Pada awalnya seni musik yang
berbentuk nyanyian sangat dilarang dalam islam. Hal itu terjadi karena pada
masa Rasululloh nyanyian yang ada adalah nyanyian untuk pemujaan pada berhala
yang berasal dari tradisi sebelum turunnya agama islam.
Selain itu nyanyian pada masa tersebut adalah nyanyian ratapan yang
ada di pemakaman. Seni musik dalam nyanyian mulai berkembang saat nabi memiliki
seorang muadzin yaitu Bilal. Untuk menyerukan shalat Bilal mengeraskan adzannya
dan dia pun menggunakan nada yang cukup indah untuk menarik kaum muslim
melaksanakan shalat. Lalu ada Ubaidillah bin Abu Bakar yang pertama kali
membacakan alquran dengan melodi pada 700 M. Menurut Ibnu Sina musik memiliki
faktor objektivitas dan subjektivitas. Sedangkan muridnya Ibnu Zaila mengatakan
musik dapat mempengaruhi jiwa dengan dua macam cara yang pertama adalah isi fisiknya dan yang
kedua isi spiritualnya. Seni musik diperbolehkan dalam islam selama hal
tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam dan bernilai religius
misalnya pujian pada rasul dan seni membaca alquran.
Bab selanjutnya dalam buku ini membahas tentang masalah gambar.
Pada awalnya Rasululloh melarang adanya gambar karena gambar berkembang menjadi
berhala yang disembah. Namun lambat laun Rasululloh mengijinkan adanya
penbuatan gambar diatas pakaian untuk keindahan dan gambar dalam mainan
anak-anak untuk hiburan anak-anak kecil. Pembuatan gambar merupakan salah satu
keahlian yang mampu meninggikan jiwa. Gambar merupakan suatu bidang seni yang
mengembangkan kecerdasan dan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan pada
masa kini. Tidak akan ada seorang pun yang akan mengatakan islam bertentangan
dengan hal yang meninggikan jiwa manusia dan mengembangkan kecerdasan ataupun
hasrat yang menuju ke arah perkembangan kebudayaan dan peradaban. Selanjutnya
dalam buku ini dibahas mengenai seni rupa dalam islam. Seni rupa yang dikenal
sangat dekat dengan kaum muslim adalah kaligrafi. Kaum muslim menjadikan
kaligrafi media utama pernyataan rasa keindahannya karena tak ada bentuk seni
lain yang mengandung abstraksi yang demikian lengkap dan mutlak. Asas kaligrafi
adalah keindahan bentuk, tetapi bentuk
itu bukan merupakan tiruan objek. Kaligrafi telah menyebabkan kaum
muslim menghargsi lingkungan ritmis.
Selanjutnya buku ini membahas mengenai hubungan islam dan
arsitektur serta perwujudan arsitektur dalam islam. Banyak orang muslim maupun
nonmuslim yang meragukan fakta tentang adanya hubungan islam dan arsitektur.
Hal itu terjadi karena mereka tidak mengetahui bagaimana seni arsitektur dalam
islam dan pandangan yang keliru tentang arsitektur islam. Orang muslim pada
umumnya tidak mengetahui di seluruh dunia muslim, kesatuan arsitektural
merupakan salah satu dari kesatuan umat di bawah islam. Kesatuan arsitektural
itu muncul dan hadir bersama-sama islam yaitu ketika arsitektur khas islam
mendominasi gaya arsitektur muslim. Karakteristik gaya-gaya arsitektur yang
terdapat di seluruh dunia muslim dilengkapi dan diilhami oleh islam. Arsitektur
merupakan ekspresi keindahan kaum muslim sesuai dengan keunikan dan serta
perbedaan pandangannya dalam realitas, ruang, waktu, sejarah,umat, dan hubungan
organisnya dengan umat.
Pihak yang berpandangan keliru yaitu orang-orang muslim dan
orientalis yang berpegang teguh pada tesis bahwa tidak ada hubungannya islam
dan arsitektur. Menurut mereka islam hanya terbatas pada masalah peribadatan
saja. Kelompok sekuler ini hanya menganggap islam dan agama-agama lain tidak
dapat menentukan hal-hal yang berada di luar wilayah religi. Selanjutnya
mengenai perwujudan arsitektur dalam islam dapat dibagi menjadi dua yaitu
arsitektur sebagai cabang seni rupa dan arsitektur sebagai ekspresi artistik
dalam pandangan barat dan pandangan islam.
Dalam pandangan barat seni arsitektur digambarkan dengan bangunan
yang serba mewah dan megah baik dari segi bahan, ukiran dinding dan penerangan.
Sedangkan arsitektur islam secara otomatis mencerminkan islam. Misalnya dengan
ukiran kaligrasfi di dinding bangunan, simbol-simbol ketuhanan dan simbolislam
lainnya. Arsitektur islam juga banyak mempengaruhi corak bangunan di Spanyo dan
Amerika latin. Banyak masjid-masjid dan bangunan rumah yang memiliki gaya
arsitektur islam di kdua kota ini misalnya masjid agung Cordoba yang dibangun
dengan banyak tiang-tiang tinggi bagaikan pepohonan rindang, itu merupakan ciri
khas arsitektur islam yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat
tinggalnya. Orang muslim tinggal di daerah yang panas sehingga mereka
membutuhkan tempat untuk berteduh saat matahari terik dan tiang-tiang ini dapat
berfungsi sebagai tempat berlindung. Kemudian di wilayah Amerika latin di
daerah Peru yaitu di kota Lima banyak rumah-rumah yang dibangun dengan
balkon-balkon yang berfungsi untuk melihat kondisi di luar rumah, jalanan. Hal
itu sama dengan kondisi rumah orang muslim di Arab yang menunjukkan kualitas
sebuah keluarga muslim.
Demikian sedikit uraian menganai buku yang berjudul Seni di Dalam
Peradaban Islam karya M. Abdul Jabbar Beg, M.A.,Ph,D. Buku ini menaraik untuk
dibaca karena dengan membacanya kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan
seni dalam islam sejak masa lampau hingga saat ini. Bahasa yang digunakan dalam
buku ini adalah bahsa lugas dan baku sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Buku
ini juga membahas berbagi cabang seni secara rinci mulai dari seni lukis, seni
musik, seni rupa, syair dan juga arsitektur dalam islam. Namun buku ini membahas
cabang-cabang seni dengan terlalu terpisah-pisah misalnya tentang seni rupa.
Seperti bahasan tentang seni rupa kita tahu bahwa seni lukis dan arsitektur
adalah bagian dari seni rupa tetapi disini dibahas terpisah dengan bab yang
tidak berurutan sehingga dapat membuat pembaca harus bolak balik dalam
membacanya.
1 komentar:
DWI PUJI LESTARI
0940066
PAI-C
menurut saya buku ini terlalu sempit pembahasannya bila JUDUL NYA SENI di DALAM PERADAPAN
karena yang menjadi sample hanya dunia timur pada masa rosulallah dan barat, belum merambah kepada negara-negara yang mayoritas muslim seperti Indonesia.
Posting Komentar